Begerak adalah awal kesuksesan bisnis
ZAMAN
semakin maju, dan waktu terasa cepat. flu barangkali, yang kita rasakan saat
ini. Maka, agar kita tidak ketinggalan zaman, sebaiknya entrepreneur harus
lebih mampu bergerak cepat. Lebih proaktif, dan berani mengambil risiko. Dengan
dernikian, kita akan lebih mudah mengantisipasi kemungkinan munculnya berbagai
kendala bisnis yang mungkin terjadi. Bukan, bersikap seperti dulu, yang hanya
reaktif dan menghindari risiko.
Saya
jadi teringat dengan Rupert Murdoch, yang melangkah cepat dalam bisnisnya. Pada
saat boss perusahaan lainnya masih terlelap tidur, ia selalu menjadi penelpon
pertama untuk inelakukan negosiasi bisnis. Dengan bergerak cepat, ia mampu
mengambil keputusan lebih cepat dan pesaingnya. Bagi Murdoch, bergerak lamban
adalah milik mereka yang kalah. Langkah semacam ml, saya kira menux~ukkan, jika
kim tidak bertindak dan bergerak, tnaka bisnis yang kita geluti sekarang akan
sulit bergerak xnaju. Karena, pada dasamya, bergerak adalah awal kesuksesan
bisnis kita.
Dalam
konteks ini, saya sependapat dengan Matthew I Kiernan, penulis “The
Commandments of the 21st Century Management” yang mengatakan, bahwa dalam
bisnis telah terjadi pergeseran paradigma. Jika, di abad ke-20, bisnis kita
lebih terkesan stabil dan bisa diprediksi, namun di abad ke-21 atau di era
millenium ketiga ini, perubahannya cenderung terputus-putus. Begitu pula,
bisnis kita yang dulu Iebih didasarkan ukuran dan skala, tapi kini lebih pada
kecepatan dan responsif Kepemimpinan, kalau dulu banyak dilakukan dari atas,
kini dilakukan semua orang. Maka tak mengherankan bila dalam menjalankan bisnis
di era milenium ketiga ini, memang dituntut untuk lebih luwes, tidak kaku.
Sebab, perjalanan bisnis lebih dikendalikan oleh visi dan nilai-nilai,
dibandingkan sebelutnnya yang semata-mata hanya dikendalikan peraturan dan
hirarki. Selain itu, kalau kita dulu di dalam menjalankan bisnis selalu
membutuhkan kepastian. tapi kini hams lebih toleran terhadap amtiguitas atau
memiliki sikap mendua. Soal informasi bisnis demikian juga, yang sebelumnya
hanya untuk pucuk pimpinan, tapi kini disebarkan ke semua orang. Sehingga, saat
ini bisnis tak lagi mengandalkan pada analisis kuantitatif, namun lebih pada
kreativitas dan intuisi. Tanpa itu, saya kira bisnis yang kita jalankan
sekarang ini akan banyak tersendat atau sulk untulc maju. Bahkan, kalau dulunya
kita berkeyakinan, bahwa masing-Inasing perusahaan bisa mandiri, tapi sekarang
terasa sulit. Karena pada dasarnya, perusahaan-perusahaan akan saling
tergantung satu dengan lainnya.
Pergeseran
paradigma bisnis di era milenium ini, juga akan rnengajak kita, kalau dulu
hanya berfokus pada organisasi internal, tapi kini kita harus lebih berfokus
pada lingkungan yang kompetitif. juga dan integrasi vertikal ke integrasi maya.
Seperti Amazon. com, toko buku virtual pertama dan terakbar di dunia
maya. Bahkan. kalau dulu, kita hanya bersaing untuk pasar masa kini, tapi
sekarang kita justru lebih tertantang untuk menciptakan pasan masa depan. Karena
itu kita jangan lagi hanya mengandalkan pada keunggulan kompetitif yang
berkesinambungan, tapi justru harus terus-menerus mencari keunggulan.
Saya
yakin, dengan kepekaan kita terhadap kondisi tersebut, ,maka kita akan lebih
siap menghadapi kondisi yang berubah-ubah, lebih terbuka menerima ide-ide baru.
Bahkan, kita akan lebih piawai dalam mengambil kesempatan bisnis, lebih berani
mengambil risiko. dan tentu saja akan lebih siap meraih keberhasilan. Anda
berani mencoba?
0 comments:
Post a Comment